Wednesday 5 January 2011

Komentar2 Ghia (1)

@ waterworks, Albury, NSW, (2 Jan 2010)

Beberapa komentar Ghia, yang biasa suka dipanggil sama Babab dan Bundanya sebagai si Oges, akan dicoba disajikan di sini. Menurut parent-nya sih lucu, terkait dengan konteksnya. Entah begitu disajikan diluar konteksnya.

Berikut komentar-komentarnya:
1. Bun, rotinya gosong ya, makanya jangan sambil pegang HP....
2. Aa Ghia ga punya ayah, Aa Ghia punyanya Babab ...
3. Bun, bun lagi sakit ya. Ghia ga usah sarapan juga ga apa-apa, asal bunda ga sakit lagi...
....

Thursday 21 October 2010

Kamu ngangenin


His face is always on my netbook screen, holding a can of ginger beer in his right hand and a plastic cup in his left.

The photo told us how he, presumably, enjoyed drinking ginger beer (a ginger beer is not a real beer, it's a kind of soft drink). Indeed, when he was in Australia, when I and his bunda were drinking a can of ginger beer, he usually asked us to let him try just a bit. It did not matter for us to give him a go. But, surprisingly, he enjoyed very much.

He said,”Bab, its tasty is good, Ghia like it very much, could you give me more”. If he has told us in that way, nicely and with so gentle, what could we say. “alright Ghia, but please don’t too much”. He then finished his part, very quickly.

Ghia, how are you in Jakarta? When I look at your photo screen, as if you were here sitting close to me, doing funny stuffs. But, unfortunately, it is not. Hopefully, not longer time we can meet again. I miss you very much. Kamu ngangenin anakku.....

Missed you so much, a very big hug from the distance.

Babab.

Monday 18 October 2010

10 Makanan untuk Kecerdasan Anak

Abis lihat2 di Kompas female, ada artikel bagus, sy share ya, dengan co pas aja......

Sumber: http://female.kompas.com/read/xml/2010/10/13/1349038/10.makanan.untuk.kecerdasan.anak

Rabu, 13 Oktober 2010 | 13:49 WIB

KOMPAS.com

Penelitian membuktikan, kekurangan 1 mineral dan vitamin yang penting untuk otak bisa menurunkan kesiagaan mental otak. Pola makan yang kaya buah dan sayuran, gandum, ditambah dengan daging dan ikan dapat mencukupi kebutuhan mineral dan vitamin utama yang diperlukan bagi kesehatan fisik dan mental.

Apa saja bahan makanan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta berpikir anak-anak? Berikut 10 bahan makanan yang dianjurkan oleh dr Saridian Satrix W, SpGK:

1. Salmon
Salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega 3 -DHA dan EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan, orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Kandungan asam lemak omega 3 untuk per 100 gram ikan salmon adalah 2,2 gram. Kebutuhan anak-anak akan omega 3 per hari adalah 1,2 gram.

2. Telur
Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat. Kandungan kolin dalam 1 butir telur berukuran besar adalah 126 mg. Bandingkan dengan 2 sendok makan selai kacang yang hanya mengandung 20 mg dan 300 gram daging sapi degan kandungan 66 mg kolin. Kebutuhan anak-anak akan kolin 200-375 mg per hari.

3. Selai kacang
Kacang tanah (peanut) yang banyak diolah menjadi selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin ini merupakan sumber antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Setiap 2 sendok makan selai kacang mengandung 2,9 mg vitamin E, sedangkan kebutuhan anak-anak per hari antara 4-10 mg.

4. Kacang-kacangan lain
Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari jika dikonsumsi saat maakn siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asam lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya, khususnya ALA, jenis asal omega 3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak.

5. Gandum murni
Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum mengandung vitamin B sebanyak 1,5 mg per 100 gram. Sedangkan kebutuhan vitamin B pada anak-anak adalah 1 mg per hari.

6. Havermut
Havermut merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan gizi penting bagi otak. Havermut dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan kandungan serat, havermut akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Havermut juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potasium,d an seng yang membuat tubuh dan otak berfungsi pada kapasitas penuh. Kandungan vitamin E pada 250 gram havermut adalah 0,08 mg. Kandungan vitamin B 0,26 mg per 250 gram havermut dan seng 6,19 mg per 250 gram havermut.

7. Beri
Kelompok keluarga beri (stroberi, ceri, bluberi), semakin kuat warnanya semakin banyak zat gizi yang dikandungnya. Beri mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak bluberi dan stroberi mengalami perbaikan dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah beri ini juga ternyata kaya akan asam lemak omega 3.

8. Sayuran berwarna
Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, dan bayam adalah sayuran yang kaya gizi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.

9. Susu dan yoghurt
Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis zat gizi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter, dan enzim. Susu dan yoghurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak.

10. Daging sapi tanpa lemak
Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Kandungan zat besi dalam 100 gram daging sapi adalah 4,05 mg. Sedangkan kebutuhan akan zat besi pada anak-anak adalah 3-10 mg per hari.

Wednesday 28 July 2010

Pertama kali surat-suratan sama anak


“Lucu Bab,” itu reaksi istri saya, ketika ia membacakan surat saya yang saya tujukan untuk anak saya, usia 3 tahun 2 bulan. Anak saya belum bisa membaca – baru dalam tahap mengenalkan huruf, sehingga memerlukan bantuan bundanya untuk membacakan surat tersebut.

Nggak tahu kenapa saya begitu ‘passionate’ terhadap surat. Pengalamaan yang berkenaan dengan surat sangat membekas di benak saya (seperti yang pernah saya tuangkan dalam postingan di Kompasiana juga beberapa waktu yang lalu, di sini). Surat sangat terasa manfaatnya untuk berbagi apa yang ada di pikiran dan di hati dan salah satunya adalah mengurangi stress.

Reaksi yang diperlihatkan oleh anak saya itu, seperti khasnya anak-anak. Walaupun nampak tidak terlalu mengerti apa itu surat, apa maksudnya surat, tapi dia terlihat seperti mencoba mengerti apa yang ada dalam isi surat itu. Itu menurut bundanya.
Reaksi yang diperlihatkan seperti ketika bundanya itu membacakan surat pertama yang saya kirimkan untuk anak saya, seperti di bawah ini (tulisan dengan cetak miring merupakan reaksi anak saya ketika mendengarkan surat dibacakan – tidak secara detail, karena saya tidak menyaksikan langsung – tetapi kira2 seperti itulah):

Assalamualaikum Aa Ghia.
[ikum salam Bab]

Apa kabar Aa?
[diam – terus tanya sama bundanya – Bababnya mana Bunda? Bundanya menjawab,”bababnya ga ada, ini suratnya aja. Terus dia bertanya lagi,”surat apa sih Bunda?” – kemudian Bundanya menjelaskan lagi apa itu surat dan dimana posisi Bababnya sekarang]

Sudah mamam belum?
[sudah Bab, tadi sama Bunda]

Sudah mandi belum?
[sudah]

Mamamnya pake apa tadi?
[hm..hm… pake ayam]

Aa tadi main apa saja?
[main sword – pedang – nanti malam Babab datang kan? – nah lho, kemudian bundanya kembali menjelaskan bahwa yang datang kali ini hanya surat bababnya, bukan bababnya langsung]

Dan seterusnya….

Paragraph terakhir:

Begitu dulu ya A, be a good boy, jangan lupa baca doa sebelum tidur. Juga, minta Bunda untuk cerita sebelum bobo ya.

[iya bab – Bunda, tapi Bababnya mana? Terus lari ke mainan-mainannya – mungkin merasa bosan, Kemudian Bundanya bilang,”eh… Ghia.. jangan lari dulu. Suratnya belum selesai nih, bundanya menambahkan, "Babab bilang I love you Aa"

[Dari jauh kemudian ia berteriak – luv you too]

Bundanya tertawa. Ketika diceritakan ke saya, sayapun tertawa.

Ghia… Ghia …

Tapi walaupun demikian, keinginan saya tercapai, mengenalkan media lain untuk berkomunikasi antara anak dengan orang tuanya, yaitu melalui surat.

Salam hangat. Bugi.
[Published in Kompasiana: 28 July 2010]

Wednesday 14 July 2010

Berawal dari surat untuk nenek

Waktu kecil, salah seorang kakek saya – maksudnya adik dari nenek saya, yang juga tentu disebut kakek, yang tinggal di Belanda dan seorang nenek saya – yang merupakan kakak dari nenek saya - tinggal di Cirebon, tepatnya di daerah Bojong, Cilimus, menjadi ‘sahabat’ korespondensi saya.

Ya, mereka sangat intens menjawab surat-surat saya, yang mungkin termasuk memotivasi saya untuk memasukkan surat menjadi salah satu yang tercatat dalam daftar hobi saya.
Lupa tepatnya kapan saya mulai senang dengan korespondensi seperti itu. Tetapi, berkirim surat dengan mereka, sudah dimulai ketika saya di usia SD, ya, kira-kira tahun 1975an.

Untuk nenek saya yang di Cirebon, waktu itu, teringat saya, saya sempat bertanya pada orang tua saya, apa yang saya perlu tulis dalam surat saya. Orang tua saya bilang, kurang lebih seperti ini,”apa saja yang ada didalam pikiranmu, cerita apa aja, pasti (nenek) senang kok terima surat dari kamu. Bisa cerita soal sekolah, pengalaman, musim, apa sajalah”.

Untuk kakek saya, lain lagi. Ketika itu, ketika saya di khitan, saya mendapat sebuah kado, dari kakek saya itu (belakangan saya baru tahu bahwa, kakek saya itu tidak mengirimkan kadonya langsung dari Belanda, tetapi meminta tolong salah satu anaknya yang ada di Indonesia untuk membelikan kado itu untuk saya). Senang benar hati ini menerima kado tersebut. Nah, kemudian orang tua saya meminta saya menulis surat kepada beliau sebagai ucapan terima kasih. Dari situ kemudian korespondensi berlanjut.

Lama kelamaan, berkirim surat menjadi kebiasaan dan menjadi hobi. Terasa keasyikan tersendiri ketika menulis surat, untuk siapa saja. Nikmat, bisa berbagi, bercerita, dan lain sebagainya.

Dulu, seninya berkirim surat, harus ke kantor pos untuk membeli perangko dan memposkan surat, disamping memposkan surat di kotak pos terdekat. Sekarang, lebih asyik lagi. Tetap dengan cara konvensional: tetap menggunakan jasa pos, ataupun dengan cara yang lebih terasa kekiniannya, misalnya melalui email, facebook, ataupun sms.

Sms? Ya, sering sms digunakan dengan fungsi yang sama dengan surat hanya dengan kapasitas yang lebih terbatas.

Manfaat menulis surat yang saya rasakan diantaranya adalah sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, keinginan – sarana untuk berbagi, dan nampaknya baik juga untuk mengurangi ataupun menghilangkan stress. Manfaat lainnya adalah tentunya untuk tetap menjalin tali silaturahmi, yang konon menjalin tali silaturahmi ini bisa menjaga penampilan agar tetap awet muda (hm hm … ini yang saya cari).
Manfaat itu termasuk kesempatan yang didapatkan dengan mengembangkannya menjadi sarana untuk melatih mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan dengan alur penyampaian yang (dicoba untuk dibuat secara) lebih teratur ataupun terstruktur. Dimana kemudian, latihan itu, akan sangat membantu untuk kelancaran penyampaian secara tertulis maupun secara oral.

Manfaat ini juga yang saya rasakan didapat ketika menulis, termasuk menulis di blog dan di Kompasiana (walaupun tulisannya masih jauh dari bisa dinikmati oleh orang lain, tetapi minimal bisa dinikmati oleh diri sendiri).
Untuk itu, saya perlu berterima kasih kepada orang tua saya, nenek dan kakek saya (yang sekarang telah tiada).

Salam hangat.

[dimuat di Kompasiana: 14 Juli 2010]

Tuesday 18 May 2010

Bikin kue


Nama kuenya coklat pastri. Kulit pastrinya beli yang sudah siap jadi di supermarket. Kulit puff pastry, kalau saya, biasa untuk membuat pisang molen. Maklum, di sini tidak ada penjual pisang molen, tidak seperti Indonesia, penjual pisang molen bertebaran. Sebagai selingan, kadang-kadang diisi coklat atau apa saja yang lagi kepingin pada saat membuat dan bahannya tersedia di kulkas.
Akhir-akhir ini dalam menjalankan kegiatan hobby memasak ada tambahan satu asisten. Siapa lagi kalau bukan Ghia. Ya, dia sudah mulai ikut-ikutan bababnya bantuin masak. Kalau sudah mulai menyiapkan bahan-bahan untuk masak, terutama kue, Ghia langsung aja deh mendekati,”Bab…. Mau masak apa? Ghia liat… liat.” Langsung aja deh dia dorong kursi dan naik di atasnya, sehingga posisinya persis di sebelah saya.
Termasuk coklat pastri ini. dia ada andil di dalamnya. Walaupun untuk menjadi asisten itu tangannya jadi penuh tepung (bahkan sampai ke muka), apa saja penasaran untuk dicoba (walau masih mentah), tapi yang penting, dia itu kelihatannya enjoy banget. Ga mungkin lah dilarang untuk menikmati enjoynya itu.
Lagian, bagus juga kok untuk anak-anak dilibatkan dalam proses memasak. Di playgroupnya, Ghia juga sudah mulai biasa untuk memasak. Di playgroup ada program memasak bersama. Yang ringan-ringan saja, seperti misalnya biskuit, pizza, de el el deh.
Juga masak itu untuk semua, tidak hanya untuk wanita kan. Jadi, nothing wrong lah Ghia ikut masak. Malah mudah-mudahan nantinya bisa membantu mengasah kemampuan kreativitas dan keahliannya.
Tapi yang paling penting, ya itu, Ghia melakukannya happy banget.

Sunday 16 May 2010

Gitar

Kebiasaan Ghia yang baru, keranjingan (seolah-olah) main gitar. Ghia bilangnya,"gitan... gitan." Itu karena ia belum fasih mengucapkan huruf 'R'. Tapi jadinya malah kedengeran lebih lucu.

Yang dijadikan 'gitar'nya bisa apa saja. Dari mulai stik, centong kayu (itu tuh, alat masak yg terbuat dari kayu), apa aja deh yg bisa atau ukurannya seperti gitar.

Kalau sudah megang gitarnya itu, langsung deh bergaya, tangan kiri memegang leher gitar, tangan kanan seolah-olah sedang memetik dawai gitar.

Kalau ditanya, Ghia mau main gitar atau drum, dia pasti menjawab, "gitan aja Bab (gitar aja)." Cuma sampai dengan hari ini belum dibelikan gitar betulan. Maklum, bulan depan (Juni 2010) sudah mau pulang ke Indonesia. Nanti repot bawanya.

Untungnya Ghia ga terlalu rewel deh, tapi dengan janji nanti sesampainya di Indonesia mau dibelikan gitar kecil betulan untuk Ghia (mungkin mulai dari ukulele).

Awal dia senang gitar sewaktu menyaksikan group band lelaki yang terdiri dari anak-anaknya Achmad Dani. Group itu menyanyikan lagu 'superman'. Ga bosen-nya Ghia nonton itu dan tentu saja sambil (seolah-olah) bermain gitar.

Ghia... Ghia....